“Saya memiliki beberapa jenis tanaman hias dari keluarga Photos dan Philodendron. Tanaman ini sangat cantik, indah dan keunikan tersendiri. Saat ini saya merasa tertantang untuk melestarikan semua jenis tanaman hias,” ujarnya.
Kenangan Masa Kecil
Menurut Asep Ahmad, ketertarikannya terhadap tanaman hias memang tidak datang tiba-tiba atau spontan begitu saja, tetapi ada proses yang cukup panjang sehingga dirinya memiliki cita-cita sebagai pengusaha tanaman hias terbesar di tanah kelahirannya, Kabupaten Garut.
Asep Ahmad mengaku lahir di Kampung Cirumampa, Desa Cihaurkuning, Kabupaten Garut. Namun sejak usia dua tahun keluarganya sempat berpindah-pindah tempat, dari satu kota ke kota lainnya. Salah satu kota yang cukup lama ia tempati adalah Kabupaten Purwakarta. Kota yang dulunya dikenal sebagai Kota Pensiunan.
Di kota ini, Asep memiliki banyak kenangan yang sangat indah. Salah satu hal selalu teringat adalah kebaikan semua tetangganya. Selain baik dan perhatian, selama menetap di Purwakarta Asep mengaku sering menginap di rumah tetangganya. Walau harus menerima kemarahan kedua orang tuanya, namun Asep mengaku merasa nyaman apabila bisa berkumpul dengan teman-temannya di masa kecil.
“Tetangga saya di Purwakarta ini baik semua. Saya malah sering makan, tidur dan bermain di rumah pata tetangga. Karena sering menginap di rumah tetangga, saya hampir setiap hari di marahin kedua orang tua saya,” ucapnya sedikit mengenang masa kecil.
Lalu, apa hubungan antara masa kecil Asep Ahmad dengan bisnis tanaman hias. Asep mengaku ketika sering berlama-lama bermain di rumah tetangganya, Asep mengaku sering mengamati aneka tanaman hias yang dipelihara oleh ibu dari salah satu sahabatnya. “Saya punya tetangga yang sangat kreatif, rumahnya bersih dan nyaman, karena di rumah ini ada beberapa jenis tanaman hias, salah satunya tanaman Suplir, Bambu Rejeki, Bunga Kertas dan lainnya,” katanya.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues