LOCUSONLINE – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut, Jawa Barat membantu penyaluran 42 warga agar bisa bekerja di Jepang secara prosedural dengan terlebih dahulu mengikuti proses latihan keterampilan bekerja, dan bahasa sebelum akhirnya berkarier di Jepang.
“Dengan program ini ya sesuai dengan misi kami bagaimana bisa menurunkan angka pengangguran dengan berbagai kegiatan yang ada di kami,” kata Kepala Disnakertrans Kabupaten Garut Erna Sugiarti, di Garut, Kamis.
Ia menuturkan Pemkab Garut memiliki program penempatan bekerja di luar negeri, salah satunya saat ini menyalurkan ke Jepang sebanyak 42 orang mewakili setiap kecamatan 1 orang.
Pemkab Garut, kata dia, sudah mulai menjalankan program penyaluran kerja ke luar negeri khusus untuk ke Jepang sejak awal 2023, dan saat ini sudah terseleksi pesertanya sebanyak 42 orang untuk mengikuti tahapan berbagai pelatihan.
Mereka yang terpilih dalam program Specified Skilled Worker (SSW) itu, kata dia lagi, tentunya sudah memiliki keberanian bekerja di luar negeri saat ini tahapannya telah memasuki wawancara dengan perusahaan Jepang, Asahi Farm.
“Karena ini perlu orang-orang yang memang betul-betul mereka berkeinginan untuk bekerja ke luar negeri,” kata Erna.
Ia menyampaikan program penyaluran kerja ke luar negeri itu dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Kabupaten Garut.
Erna menegaskan pentingnya komitmen dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pekerja migran, termasuk memiliki dua kompetensi, yaitu bahasa dan keahlian, khususnya yang saat ini keahlian bidang pertanian.
“Kita membuka pelatihan bahasa Jepang ini dengan ‘skill’ pertanian, supaya merangsang mereka ketika mereka pulang ke Indonesia, mereka membangun pertanian di wilayahnya masing-masing,” katanya pula.
Dia menambahkan program penyaluran tenaga kerja ke luar negeri itu tanpa dipungut biaya, semua biaya pelatihan sampai dengan ke negara tujuan tempat bekerja ditanggung pemerintah.
Ia berharap program penyaluran kerja ini terus berlanjut di tahun depan dan masyarakat seluruh kecamatan bisa memanfaatkannya untuk memperbaiki perekonomian.
“Bekerja ke luar negeri itu cukup luas terutama Jepang, karena di Jepang ini per tahun itu hampir 1.000 orang membutuhkan pekerja,” katanya lagi.
Salah seorang peserta yang siap berangkat bekerja ke Jepang, Syahrul Ramadhan mengatakan, alasan ingin bekerja ke luar negeri untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi keluarga.
“Salah satu alasannya karena saya termotivasi dari diri sendiri juga gitu, harus lebih dari orang tua. Pasti restu orang tua juga, orang tua senang karena anak-anaknya cita-citanya itu bisa tercapai,” tandasnya. (*)
(Antara)