LOCUSONLINE – “Untuk menanggulangi HIV Aids di kalangan ASN (Aparatur Sipil Negara) perlu dilakukan pendekatan yang berbeda dengan masyarakat umum. Kita melaksanaan sosialisasi pencegahan dengan mengadopsi pencegahan penularan Covid-19,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Yogi Sirodjudin didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Dr. H. Asep Surahman S.KM., M. KM, di ruang kerjanya, Rabu (20/12/2023).
Yogi menegaskan, penyuluhan dan pendekatan kepada masyarakat yang masih muda dan terhadap ASN tentu dilakukan secara berbeda. Dan, kalau bicara soal HIV Aids, tentu tidak bisa diklasifikasikan tentang profesi saja. karena yang pasti bahayanya sama. “ASN dan semua warga masyarakat harus paham bahwa HIV Aids itu berbahaya,” tandasnya.
Yogi juga menekankan, Diseminasi informasi kepada semua pihak yang belum terinfeksi HIV itu sangat penting, agar mereka tidak sampai terdampak bahaya HIV. “Paling rentan itu mereka yang melakukan prilaku menyimpang,” katanya.
Yogi menegaskan, semua pihak tidak boleh memberikan stigma negatif kepada mereka yang terinfeski HIV Aids, karena itu bisa menurunkan produktifitas serta bisa memunculkan rasa dendam. Namun yang harus dilakukan adalah pencegahan salah satunya dengan melakukan sosialisasi secara masif.
“Jangan ada penyimpangan seksual dengan siapa pun, apalagi dengan orang yang terkena HIV Aids. Kita harus memberikan eduksi dan jangan sampai ada prilaku seksual yang menyimpang,” imbuhnya.
Yang pasti, jelas Yogi, salah satu program pencegahan HIV Aids adalah dengan menghentikan stigma negatif kepada masyarakat yang sudah positif ODHA (Orang dengan HIV / Aids). “Mereka juga sama seperti kita yang pernah berdosa, kita tidak bisa menghakimi mereka berdosa,” terangnya.
Yogi berharap agar siapapun yang terinfeksi HIV Aids bisa melapor ke pelayanan kesehatan, karena akan mendapatkan anti virus ke Puskesmas. Sedangkan untuk rehabilitasi sampai saat ini Garut belum memiliki tempat rehab khusus HIV. Namun yang pasti, dukungan dari masyarakat sangat penting agar ODHA tetap survive.
“Mengedukasi masyarakat yang sudah dan belum menderita HIV Aids sangat penting, kita bimbing dan dampingi. Kami juga melakukan konseling bahwa yang sudah terkena virus, maka perbaiki pola hidup. Jadi, kalau ada ODHA (yang dendam dan menyebarkan HIV Aids kepada orang lain, maka orang tersebut belum terkonseling dan belum tersadarkan,” katanya.
Yogi pun memberikan pesan sekaligus mengingatkan kepada siapa saja yang sudah terinfeksi virus HIV Aids, bahwa mereka masih diterima oleh masyarakat luas dan masih bisa survive, tinggal perlu menjaga berbagai hal yang bisa merugikan kesehatan.
“Pesan kami untuk masyarakat, karena memang kita orang yang beragama dan sesuai dengan Undang-Undang di negara serta sesuai Visi dan Misi Kabupaten Garut, maka kita harus memperkuat, saling memperhatikan keluarga dan pasangan serta meningkatkan keimanan kita,” pungkasnya.
Pencegahan HIV / Aids dengan Pola Pecegahan Covid – 19
Di waktu yang sama, Asep Surahman menambahkan, pencegahan penularan Covid-19 dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan seperti mengecek kondisi tubuh, mendata rute perjalanan dan kontak dengan siapa. Ketika ada gejala yang mengarah ke HIV Aids maka harus hati-hati dan segera diperiksa.
“Melakukan Self Asistemen artinya mengukur diri sendiri. Apabila sudah melakukan hal-hal yang terlarang dan kalau memang sayang terhadap keluarga, maka segera periksa kondisi kesehatannya ke dokter,” tuturnya.
Asep memastikan, untuk setiap warga masyarakat yang melakukan pengecekan kesehatan ke Puskesmas atau ke rumah sakit, maka identitasnya dijamin kerahasiaannya. Sehingga, siapapun tidak perlu khawatir data kesehatannya diketahui orang lain. “Data setiap pasien wajib dirahasiakan,” tegas Asep Surahman. (asep ahmad)