Dalam konteks MKJP, Hasto menyatakan bahwa metode ini lebih baik karena tingkat kegagalannya lebih rendah dibandingkan dengan metode alami dan metode jangka pendek. Metode kontrasepsi seperti kondom dan pil KB memiliki tingkat kegagalan yang tinggi, sedangkan penggunaan kontrasepsi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko kehamilan.
Selain itu, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, juga menekankan pentingnya pembinaan, bimbingan teknis, dan fasilitasi dalam meningkatkan kinerja Bidang KBKR. Ia juga mengungkapkan perlunya peningkatan penggunaan kontrasepsi modern, penurunan kebutuhan kontrasepsi yang belum terpenuhi, dan peningkatan peserta aktif metode kontrasepsi jangka panjang.
Teguh juga menyoroti keterbatasan sumber daya manusia dan mengusulkan strategi cerdas untuk mengoptimalkan program-program KBKR yang telah direncanakan di tahun 2024. Ia juga menekankan pentingnya memetakan mitra kerja dan pemangku kepentingan terkait untuk mendorong partisipasi sektor swasta dan mitra kerja lainnya dalam pelaksanaan program KBKR.
Laporan: Red

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues