LOKUSONLINE, KABUPATEN BANDUNG BARAT – Untuk mempercepat penanganan bencana pergerakan tanah di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan dukungan dana siap pakai (DSP) senilai Rp250 juta . Rabu, 6/ 3/ 2024
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan bahwa dana bantuan ini akan digunakan untuk tahap awal penanganan bagi warga yang terdampak.
“Kami menyerahkan dana ini kepada Bupati, dengan harapan warga yang terdampak tidak perlu tinggal lama di pengungsian,” ujar Suharyanto dalam keterangan resmi di Bandung.
Baca Juga: Kasus DBD Meningkat Pj Gubernur Jabar Intruksikan Faskes Bersiaga
BNPB juga telah menyalurkan dukungan peralatan logistik kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, termasuk makanan siap saji, sembako, biskuit protein, hygiene kit, matras, selimut, air mineral, tenda pengungsi, tenda keluarga, dan kasur lipat.
Saat ini, fokus utama adalah memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi selama masa tanggap darurat. Terdapat 192 warga yang mengungsi dan BNPB berupaya memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi.
Suharyanto menjamin bahwa 192 korban bencana pergerakan tanah yang rumahnya hancur akan mendapatkan dukungan biaya sewa tempat tinggal sementara. “Dana tunggu hunian (DTH) sebesar Rp500 ribu akan diberikan untuk setiap keluarga yang terdampak,” katanya.
Baca Juga: Pemprov Jabar Umumkan Status Tanggap Darurat Diberlakukan di Kampung Cigombong, Bandung Barat
Korban bencana ini tersebar di Kecamatan Rongga (Desa Cibedug, Cibitung) dan beberapa desa di Kecamatan Cipongkar, Kabupaten Bandung Barat. Biaya sewa hunian sementara ini diharapkan dapat meringankan beban mereka, dan akan berlaku sampai rumah para korban selesai direlokasi.
Hingga saat ini, BNPB mencatat ada 28 rumah yang harus direlokasi dan 40-50 rumah yang berpotensi direlokasi karena berada di zona merah rawan pergerakan tanah. “Ada potensi sebanyak 40-50 rumah penduduk yang harus direlokasi ke tempat yang baru,” kata Suharyanto.
Pewarta: Kamil
Editor: Red
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues