LOCUSONLINE, BANDUNG BARAT – Dalam upaya percepatan penangulangan dampak longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengambil langkah aktif dalam memberikan bantuan serta trauma healing bagi masyarakat yang terdampak bencana.
Penjabat Bupati Bandung, Arsan Latif, menjelaskan pentingnya trauma healing yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh syok yang dialami para korban setelah rumah mereka diterjang longsor pada Senin (25/3).
“Saya sempat bertanya kepada ibu-ibu, apa yang membuat mereka trauma? Mendengar hujan saja sudah cukup membuat mereka trauma, apalagi bagi anak-anak,” jelas Arsan di Kabupaten Bandung Barat pada hari Rabu. 27/ 3/ 2024
Arsan menambahkan bahwa trauma healing ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para korban bahwa bencana harus diterima dengan sabar dan ikhlas, bukan ditangisi terus menerus. “Musibah harus kita terima dengan senyum dan ikhlas,” kata dia.
Sejumlah metode akan diterapkan dalam proses trauma healing ini, mulai dari menghibur korban secara langsung hingga memberikan terapi tertentu. Tujuannya adalah agar para korban dapat menghilangkan rasa trauma mereka. “Saya ingin mengajak mereka untuk memahami bahwa musibah adalah hal yang biasa,” tambahnya.
Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, Meidi, memastikan bahwa kebutuhan para pengungsi korban bencana sudah terpenuhi dengan baik. Hal ini sejalan dengan penetapan status darurat bencana yang berlaku hingga dua pekan ke depan.
“Negara hadir dalam hal ini. Semua kebutuhan dasar masyarakat akan ditanggung oleh pemerintah daerah,” jelasnya. Menurutnya, bencana longsor ini telah merusak 34 bangunan dan mempengaruhi 151 kepala keluarga yang terdiri dari 527 jiwa.
Meidi juga menambahkan bahwa Pemkab Bandung Barat sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana. “Mereka yang berpuasa makan dua kali, yang tidak berpuasa diberi makan tiga kali. Termasuk juga kebutuhan balita dan satu set kebutuhan peralatan bayi,” tutupnya.
Pewarta: Kamil
Editor: Red