KesehatanLifestyleNews

Kandungan Bromat dalam AMDK Berpotensi Menyebabkan Gangguan Kesehatan

×

Kandungan Bromat dalam AMDK Berpotensi Menyebabkan Gangguan Kesehatan

Sebarkan artikel ini
Kandungan Bromat dalam Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Berpotensi Menyebabkan Gangguan Kesehatan
Ilustrasi AMDK-Foto istimewa

LOCUSONLINE, JAKARTA – Masyarakat berisiko terkena gangguan ginjal hingga kanker dari konsumsi air minum dalam kemasan, penyebabnya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) melewati proses disinfeksi.

Andri Cahyo Kumoro Guru Besar Bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro (UNDIP) dalam keterangan resminya di Jakarta. Sabtu, 6/ 4/ 2024

“AMDK memang memberikan alternatif yang lebih aman dan mudah daripada air keran bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan cairan mereka. Namun di balik kepraktisan dan popularitasnya, keberadaan bromat di BPOM

dalamnya yang bersifat karsinogenik atau beracun dapat memicu beragam penyakit seperti kanker hingga gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut,” terangnya.

Sementara itu, orang yang terpapar bromat dengan konsentrasi tinggi juga mengalami gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, hingga gangguan pendengaran.

Andri menjelaskan bahwa efek karsinogenik akibat paparan bromat dapat mulai terlihat setelah 10 tahun konsumsi, tergantung pada kadar bromat yang ada dan kesehatan konsumennya.

Lebih lanjut, meskipun keberadaan bromat dalam AMDK telah diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 26 Tahun 2019 dan Syarat Mutu SNI 3553:2015 Air Mineral serta Syarat Mutu SNI 6241:2015 Air Demineral yang menyebutkan bahwa maksimal kandungan Bromat dalam AMDK adalah 0,01 mg/L, keberadaan kandungannya masih menjadi perhatian masyarakat karena kedua aturan tersebut dianggap masih bersifat sukarela.

Selain itu, dalam kebijakannya, pengujian bromat sementara tidak dilakukan sampai ada laboratorium yang memiliki kemampuan pengujian yang terakreditasi dan ditunjuk.

Belum lagi kandungan bromat dalam AMDK pada dasarnya terbentuk ketika proses ozonisasi dilakukan. Ozon bereaksi dengan bromida dalam air baku AMDK dan berubah menjadi bromat.

“Terbentuknya bromat juga tergantung pada air baku yang digunakan oleh produsen AMDK, apakah mengandung bromida yang signifikan atau tidak. Saat ini, ambang batas kandungan bromat dalam AMDK di Indonesia adalah 10 mikrogram per liter air,” jelasnya.

Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo, juga menyoroti adanya data yang menunjukkan bahwa beberapa AMDK memiliki kandungan bromat yang jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan.

Oleh karena itu, ia meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menguji kandungan bromat dalam seluruh AMDK.

“Setelah beredar di pasaran, BPOM seharusnya melakukan pengambilan sampel dan menguji di laboratorium apakah itu sesuai dengan standar keamanan, apakah berbahaya bagi konsumen atau tidak. Pengujian laboratorium juga harus dilakukan secara rutin untuk memastikan keamanan pangan yang dimaksud, dan itu adalah tugas BPOM,” katanya.

Editor: Red

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8004
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8005
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8002
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8003
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

banner-amdk-tirta-intan_3_2
banner-amdk-tirta-intan_3_3
banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow

Eksplorasi konten lain dari Locus Online

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca