LOCUSONLINE, LAMPUNG SELATAN – Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto, kembali meluncurkan program bantuan bedah rumah untuk rumah tidak layak huni (RTLH) dengan melibatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Haida Biotecnology Indonesia.
Kali ini, bantuan bedah rumah diberikan kepada tiga warga dari Desa Sukadamai, Bandarejo, dan Sidosari di Kecamatan Natar. Selain itu, juga ada bantuan bedah rumah melalui dana Geserbu yang diberikan kepada warga Kaliasri di Kecamatan Natar.
Bupati Nanang Ermanto menyerahkan dana bantuan sebesar Rp20 juta kepada Camat Natar, Supiah, yang bertindak sebagai koordinator pembangunan bedah rumah tersebut.
“Dana pembangunannya saya serahkan kepada ibu camat. Jika kurang, ibu camat bisa menambahkan,” kata Nanang saat menyerahkan bantuan, Jumat (19/4/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Nanang mengingatkan kepada Camat dan Kepala Desa setempat untuk mendorong budaya gotong-royong dalam proses pembangunan.
“Budaya gotong-royong ini jangan dihilangkan, berdayakan masyarakat sekitar. Ini adalah pondasi dasar bangsa kita. Harus kita tanamkan kepada anak cucu kita,” ujarnya.
Nanang berharap bahwa program bedah rumah dari pemerintah daerah maupun pihak swasta ini dapat membantu masyarakat agar memiliki rumah yang tidak layak huni menjadi rumah yang layak huni, sehingga mereka dapat tinggal dengan lebih nyaman dan sehat.”Mudah-mudahan bantuan bedah rumah ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Saya minta ibu camat sebagai koordinator, dan saya juga minta kepada kepala desa dan UPT untuk melibatkan masyarakat dalam bergotong-royong membantu pembangunan, agar rumah warga dapat menjadi layak huni,” tambah Nanang.
Sementara itu, Ningsih Nurida, salah satu penerima bantuan dari Bupati Lampung Selatan, merasa terharu dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
“Alhamdulillah, saya senang dan terharu. Terima kasih kepada Bupati dan Pemerintah Daerah Lampung Selatan. Saya mendoakan semoga diberikan umur panjang dan segala urusannya selalu lancar,” ujar Ningsih dengan mata berkaca-kaca.
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues