LOCUSONLINE.CO, GARUT – Kasus dugaan gratifikasi yang menyeret nama Komisoner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, Aneu Nursifah menemui babak baru. Pasalnya, setelah beberapa pihak mengaku tahu tentang siapa saja orang-orang yang ada pada video dan foto yang diupload akun Tiktok @anti.gratifiasi, namun tidak memiliki keyakinan seratus persen, bahkan hanya menduga-duga bahwa salah satu pria merupakan Ketua KPU Kabupaten Garut, Dian Hasanudin.
Kini muncul sosok yang mengaku benar-benar yakin mengetahui siapa saja orang-orang yang ada pada foto dan video. Sehingga semuanya terjawab sudah. Nama-nama orang yang nampak jelas pada gambar dan video itu dibeberkan langsung oleh mantan Komisoner KPU Kabupaten Garut 2014-2019, Ade Sudrajat.
Menurut Ade, salah satu pria yang sedang duduk di hadapan salah seorang wanita berkerudung hijau yang disebut-sebut sebagai Aneu Nursifah adalah II. II adalah mantan petinggi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Garut.
“Saya kenal semuanya. Yang sedang duduk dan memainkan hape dengan posisi menyamping adalah Kang II, mantan Bawaslu Garut,” ujar Ade Sudrajat saat dikonfirmasi wartawan di Kantor Surat Kabar Locus, Jl. Cipanas Garut, Sabtu (04/05/2024).
Selain menyebutkan nama II, Ade Sudrajat juga mengaku mengenal kedua pria yang sedang mengeluarkan dan mengeluarkan uang dari dalam plastik dan menjadi perhatian publik. “Saya pastikan itu bukan Dian Hasanudin KPU Garut, pria itu adalah RI, salah seorang junior Aneu Nursifah di salah satu ormas,” katanya.
Sedangkan untuk satu pria lainnya, Ade Sudrajat memastikan bahwa pria itu bernama AL sekaligus suami dari Komisioner KPU Jabar, Aneu Nursifah.
“Saya mengenal dia sebagai suami dari Ibu Aneu karena beberapa kali bertemu saat AL menghantar istrinya, Aneu Nursifah ke DKPP atau Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Karena saya adalah yang melaporkan oknum KPU Garut, atas nama Hilwan Fanaqi ke DKPP saat itu,” terangnya.
Ketika dimintai komentarnya tentang isi foto, video dan narasi yang disebarkan akun Tiktok @anti.gratifiasi, Ade menilai, kalau saja apa yang disebutkan pada video itu memang benar terjadi, maka tentu oknum terkait sudah menyalahi aturan dan tugas pokok penyelengara pemilu serta penyalahgunaan wewenang sebagai penyelenggara KPU.
“Kalau disimpulkan dari kronologis kejadian, foto, gambar dan vieo kejadian menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dari alur itu saya menilai ada bentuk kesewenang-wenangan penyelengara pemilu,” terangnya.
Awasi Kinerja Penyelenggara Pilkada Tahun 2024
Berkaca pada pengalaman terkait dengan penyelenggaraan Pemilu legistif dan pilpres tahun 2024, didindikasikan banyak yang oknum yang diduga melakukan berbagai permainan dengan melanggar norma-norma hukum yang berlaku.
Untuk itu Ade Sudrajat mewanti wanti, agar pada perekrutan atau memilih penyelenggara negara berkaitan dengan Pemilu agar mengedepankan kompetensi, wawasan, dan kejujuran.
Ade meminta kepada semua pihak agar bisa memantau dan mengawasi perekrutan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Jangan sampai pembentukan adhock KPU ini dianggap sebagai mencari kerja. Jangan jangan sampai terkondisikan, tetapi harus profesional. Rekruitmen harus berdasarkan kemampuan, bukan atas kemauan. Jangan sampai terkotak-kotak, seolah-olah ada jatah atau bagian untuk lembaga tertentu,” pungkasnya.
Sebelumnya, I saat dihubungi wartawan terkait dengan desas-desus foto yang beredar di akun Tiktok @anti.gratifiasi tidak memberikan jawaban apapun. Sedangkan Komisioner KPU Jabar, Aneu Nursifah, yang dikonfirmasi terkait tentang apakah sosok pria yang sedang menghitung uang yang disebarkan akun Tiktok @anti.gratifiasi itu suaminya atau bukan, juga belum memberikan tanggapan apapun. (asep ahmad)