LOCUSONLINE, BANDUNG BARAT – Akibat pendangkalan saluran irigasi di Kecamatan Cipatat mengakibatkan puluhan hektar sawah di daerah tersebut menjadi ladang kering sehingga petani alamai kerugian ratusan juta rupiah. Selasa, 25 Juni 2024
Ramdhani, Koordinator BP3K Kecamatan Cipatat, menyatakan bahwa normalisasi saluran irigasi di Kecamatan Cipatat sangat diperlukan untuk mengatasi pendangkalan yang terjadi.
“Normalisasi diperlukan untuk mengembalikan lahan sawah yang mengalami kekurangan air menjadi produktif kembali. Sebelumnya, di daerah Semper, kedalaman irigasi berkurang sekitar 1 meter, membuat debit air berkurang,” ungkap ramdani.
Ramdhani juga mengakui bahwa banyak keluhan dari petani terkait masalah air yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup para pertanian.
“Keluhan bukan hanya terjadi pada musim kemarau, pada musim penghujanpun jadi keluhan karena air tidak mencapai lahan pesawahan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ramdhani menjelaskan bahwa lahan pesawahan yang berubah menjadi perkebunan di Kecamatan Cipatat memiliki luas yang cukup luas. Di Kampung Baru, Desa Kertamukti, sekitar 10 hektare; di Cikondang sekitar 15 hektare; di Cisadang sekitar 15 hektare yang biasanya bisa 3 kali tanam dalam setahun, sekarang hanya 1 kali tanam di D.I Pasirangin.
“Kemudian, di Desa Mandalawangi, lahan sawah yang berubah menjadi kebun selama lebih dari 10 tahun mencapai sekitar 18 hektare. Wilayah Cinangka dan Cikalapa, Desa Rajamandalakulon sekitar 20 hektare dan di Kampung Ciruman, Desa Mandalasari, sekitar 18 hektare,” paparnya.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues