LOCUSONLINE, BANDUNG BARAT – Koordinator Pergerakan Petani di Cipatat, Sobirin, merasa tersinggung oleh pernyataan PJ Bupati Bandung Barat yang dianggap meremehkan keinginan para petani dengan menyebut mereka sebagai rewel dan menyarankan untuk memindahkan proyek yang sedang berjalan saat ini. Kamis, 4 Juli 2024
“Saat melihat berita dan membaca pernyataan PJ Bupati, saya secara pribadi merasa tersinggung. Pernyataan PJ Bupati justru membuat saya lebih termotivasi untuk memimpin aksi demonstrasi jika keinginan petani tidak dipenuhi,” ungkapnya.
Obing, panggilan akrabnya, menegaskan bahwa gerakan yang sedang berlangsung adalah inisiatif masyarakat petani yang ingin memastikan aliran air normal kembali mengairi lahan sawah mereka.
“Jangan menganggap ini sebagai taktik politik. Saya bahkan siap untuk golput dalam pemilihan kepala daerah jika tuntutan ini tidak dipenuhi. Desa Kertamukti pasti tidak akan memberikan suaranya, saya bertanggung jawab atas keputusan ini. Tidak ada gunanya memilih bupati jika masalah ini diabaikan. Sampaikan hal ini kepada mereka,” tegasnya.
Intinya, lanjutnya, jika tidak ada keputusan dari pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk segera melakukan normalisasi saluran irigasi, Obing menyatakan akan memobilisasi petani untuk melancarkan aksi demonstrasi besar-besaran di kantor Pemda KBB.
“Demi Allah saya tersinggung, saya akan buktikan Demo dan Boikot Pilkada Jika tuntutan Petani tak terealisasi,” tegas Obing.
“Semua dari 4 desa akan turun ke lapangan. Saya yakin 90 persen petani di Desa Kertamukti akan turut serta, belum lagi petani dari 3 desa lainnya. Pastinya akan lebih banyak lagi,” pungkasnya.
Di sisi lain, Koordinator Pergerakan Petani Des Sarimukti, Dindin Syamsudin, menekankan pentingnya koordinasi dengan pemerintah setempat untuk memastikan normalisasi saluran irigasi berjalan dengan efektif.
“Dalam melaksanakan normalisasi irigasi, penting untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah setempat agar pelaksanaan normalisasi tepat sasaran dan memberikan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.
Dindin juga menyoroti bahwa pembangunan sebelumnya di D.I Pasirangin dengan anggaran sekitar 3 miliar belum memberikan manfaat yang signifikan kepada masyarakat.
“Kami menerima informasi bahwa pembangunan sebelumnya pada tahun 2022 dan 2024 di D.I Pasirangin dengan anggaran sekitar 3 miliar belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terbukti dengan kondisi sawah yang kering,” tegasnya.
“Di Sarimukti sendiri, kami berada di ujung aliran D.I Pasirangin, sehingga dampaknya sangat terasa dengan puluhan hektar sawah yang berubah menjadi kebun gamblung, banyak tumbuh ilalang, rumput gulma sebagai dampaknya,” tambahnya.
Pewarta: Kamil
Editor: Red