LOCUSONLINE, JAKARTA – Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Yahya Cholil Staquf telah meminta maaf atas nama organisasi Muslim terbesar di Indonesia setelah pertemuan para aktivisnya dengan Presiden Israel Isaac Herzog baru-baru ini di Yerusalem, dengan mengklaim bahwa kunjungan tersebut tanpa sepengetahuan mereka dan melanggar peraturan NU tentang izin acara.
Dalam konferensi pers di Kantor Pusat NU di Jakarta Pusat, Selasa, Yahya meminta maaf kepada publik dan menggambarkan kunjungan lima aktivis muda tersebut sebagai “tidak pantas” dan “tuli nada”.
“Kami memahami bahwa ini adalah sesuatu yang melewati batas dalam konteks situasi saat ini [antara Israel dan Palestina],” kata Yahya.
Ia mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan tanpa persetujuan Pengurus Besar NU (PBNU) maupun lembaga NU lainnya yang para aktivisnya tergabung di dalamnya.
“Tindakan yang dilakukan anak-anak ini adalah tanggung jawab mereka sendiri, bukan tanggung jawab PBNU atau lembaga yang berada di bawahnya,” kata Yahya seraya menegaskan bahwa setiap kerja sama antara anggota NU dengan pihak lain di luar organisasi, baik domestik maupun internasional, harus melalui proses. dewan eksekutif.
Akhir pekan lalu, sebuah postingan yang dibagikan aktivis NU Zainul Maarif, yang juga dosen di salah satu universitas NU, di akun Instagram pribadinya beredar di internet setelah memperlihatkan dirinya dan beberapa WNI berpose bersama Herzog di rumah dinasnya. di Yerusalem.
Postingan tersebut disambut dengan kemarahan, sehingga mendorong markas besar NU untuk menerbitkan pernyataan pada hari Minggu yang mengecam kunjungan tersebut karena “mengabaikan sentimen kolektif organisasi tersebut”.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues