ArtikelInternasionalSorotTokohViral

Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Yahya Cholil Staquf Meminta Maaf atas Pertemuan Para Aktivisnya Dengan Presiden Israel

×

Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Yahya Cholil Staquf Meminta Maaf atas Pertemuan Para Aktivisnya Dengan Presiden Israel

Sebarkan artikel ini
Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Yahya Cholil Staquf Meminta Maaf atas Pertemuan Para Aktivisnya Dengan Presiden Israel
Ilustrasi- Dukungan Indonesia Terhadap Palestina

LOCUSONLINE, JAKARTA – Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Yahya Cholil Staquf telah meminta maaf atas nama organisasi Muslim terbesar di Indonesia setelah pertemuan para aktivisnya dengan Presiden Israel Isaac Herzog baru-baru ini di Yerusalem, dengan mengklaim bahwa kunjungan tersebut tanpa sepengetahuan mereka dan melanggar peraturan NU tentang izin acara.

Dalam konferensi pers di Kantor Pusat NU di Jakarta Pusat, Selasa, Yahya meminta maaf kepada publik dan menggambarkan kunjungan lima aktivis muda tersebut sebagai “tidak pantas” dan “tuli nada”.

“Kami memahami bahwa ini adalah sesuatu yang melewati batas dalam konteks situasi saat ini [antara Israel dan Palestina],” kata Yahya.

Ia mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan tanpa persetujuan Pengurus Besar NU (PBNU) maupun lembaga NU lainnya yang para aktivisnya tergabung di dalamnya.

“Tindakan yang dilakukan anak-anak ini adalah tanggung jawab mereka sendiri, bukan tanggung jawab PBNU atau lembaga yang berada di bawahnya,” kata Yahya seraya menegaskan bahwa setiap kerja sama antara anggota NU dengan pihak lain di luar organisasi, baik domestik maupun internasional, harus melalui proses. dewan eksekutif.

Akhir pekan lalu, sebuah postingan yang dibagikan aktivis NU Zainul Maarif, yang juga dosen di salah satu universitas NU, di akun Instagram pribadinya beredar di internet setelah memperlihatkan dirinya dan beberapa WNI berpose bersama Herzog di rumah dinasnya. di Yerusalem.

Postingan tersebut disambut dengan kemarahan, sehingga mendorong markas besar NU untuk menerbitkan pernyataan pada hari Minggu yang mengecam kunjungan tersebut karena “mengabaikan sentimen kolektif organisasi tersebut”.

Menurut NU, empat aktivis lainnya adalah Sukron Makmun, anggota NU cabang Banten; Munawir Aziz, sekretaris organisasi pencak silat (bela diri tradisional) NU Pagar Nusa; serta Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Dania, anggota eksekutif organisasi perempuan muda NU Fatayat.

Baca Juga  Sempat Buron, Pelaku Penganiayaan Satu Keluarga Di Desa Keresek Berhasil Ditangkap Polisi

Yahya mengatakan, NU cabang Jakarta akan memberikan sanksi yang setimpal kepada kelima aktivis tersebut.

Lobi Israel?

Yahya mengungkapkan, para aktivis tersebut diundang oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengadvokasi Israel, meski ia enggan menyebutkan namanya.

Ia mengatakan bahwa setiap aktivis diundang untuk program “dialog antaragama” namun mereka tidak mengetahui adanya pertemuan mendadak dengan Herzog karena tidak sesuai jadwal.

“Mungkin pelobi Israel ini percaya bahwa anak-anak ini dapat membantu mereka menyebarkan pesan Israel [di Indonesia], namun kenyataannya, apa yang dapat mereka lakukan sekarang dengan reaksi balik yang terjadi?” kata Yahya, mengklaim bahwa mereka tidak melakukan dialog substansial dengan presiden Israel.

Ketua Nahdlatul Ulama (NU) itu menambahkan, akan ada upaya seperti ini “untuk menyeret NU ke dalam berbagai agenda politik, bahkan internasional,” sehingga ia mengimbau agar warga NU lebih berhati-hati.

Didirikan di Jawa Timur pada tahun 1926, NU adalah organisasi Islam terbesar di negara ini dengan pengaruh politik yang signifikan melalui tokoh-tokohnya di pemerintahan. Saat ini, tokoh NU terbesar di pemerintahan adalah Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang memenangkan pemilu 2019 sebagai cawapres Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Mendiang presiden Abdurrahman Wahid, yang dikenal sebagai “Gus Dur”, cucu pendiri NU Hasyim Asy’ari, juga merupakan ketua NU terkemuka. Gus Dur memperjuangkan netralitasnya terhadap konflik Israel-Palestina, bertentangan dengan sentimen nasional. Ia mengunjungi Israel beberapa kali untuk dialog antaragama sepanjang tahun 1990an, yang memicu reaksi balik dari kelompok Muslim di negara tersebut.

Yahya menegaskan kembali pendirian NU pada hari Selasa mengenai perlunya gencatan senjata di Gaza, yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa akibat serangan balasan Israel menyusul serangan oleh kelompok militan Palestina Hamas di wilayah Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang menghidupkan kembali dekade-dekade- konflik berkepanjangan Israel-Palestina.

Baca Juga  Wisuda Tahfidz Qur'an SD IT AN-NAJAH Purwakarta Membentuk Karakter Generasi Qur'ani yang Berprestasi

Mantan eksekutif NU dan dosen hukum di Monash University Australia Nadirsyah Hosen mengatakan, undangan Israel kepada para aktivis tersebut jelas menyasar status mereka sebagai anggota NU.

“Jika mereka hanya ‘aktivis dan intelektual’, saya yakin mereka tidak akan masuk radar untuk diundang bertemu dengan presiden Israel. Justru karena mereka anggota NU maka diundang,” kata Nadirsyah dalam keterangannya, Selasa.

Nadirsyah mengatakan, para aktivis tersebut, berdasarkan perbincangan daringnya dengan salah satu dari mereka, diundang melalui grup alumni Universitas Harvard yang berbasis di Amerika Serikat di Tanah Air. Undangan tersebut menyatakan bahwa kunjungan tersebut akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan “akademisi dan start-up”.

Ia menyarankan agar semua tokoh masyarakat atau aktivis menahan diri untuk tidak menerima undangan tersebut ketika konflik Gaza masih berlangsung, dengan mengatakan bahwa program-program tersebut “telah berjalan bertahun-tahun dan selalu memicu kontroversi”.

Editor: Red

Ikuti saluran Youtube Locusonline

Scan this QR-code!

scan this barcode
recruitment apr 2024
Artboard 1recruitment
Artboard 2recruitment
Artboard 3recruitment
Artboard 4recruitment
Karir
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Eksplorasi konten lain dari Locus Online

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca