LOCUSONLINE, BANDUNG – Menurut analisis Ekonomi Jawa Barat mengalami pemulihan sejak lima tahun terakhir setelah dampak pandemi COVID-19. Meskipun demikian, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
“Pandemi COVID-19 telah memengaruhi ekonomi kita selama lima tahun terakhir, dan sejak akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022, ekonomi kita mengalami penurunan meskipun puncaknya terjadi selama pandemi pada tahun 2020,” ungkap Pengamat Ekonomi UNPAS, Acuviarta Kartabi, pada Selasa (30/7/2024).
Dari analisis Ekonomi Jawa Barat Acuviarta Kartabi mencatat bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi telah pulih dan menunjukkan tren positif, namun tingkat pengangguran yang tinggi dan kemiskinan masih menjadi permasalahan serius di Jawa Barat. Saat ini, tingkat pengangguran di Jawa Barat mencapai 6,9 persen, dengan jumlah pengangguran mencapai 1,79 juta orang.
Selain itu, ekonomi Jawa Barat masih dihadapkan dengan tingkat inflasi yang relatif tinggi. Harapannya adalah dapat menekan tingkat inflasi di bawah 2,5 persen.
Baca Juga : 0,4 Persen Dari APBD 2024 Jawa Barat Dialokasikan untuk Penanganan Sampah
Faktor lain yang berpengaruh terhadap ekonomi Jawa Barat termasuk pemulihan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun terjadi pemulihan, namun pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih bergerak lambat dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional dan global, menantang untuk lima tahun ke depan.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues