Kepala Disperta Kabupaten Garut, Haeruman, mengakui bahwa masalah pupuk dan pestisida selama ini menjadi tanggung jawab utama Disperta Garut. Ia juga mengungkapkan bahwa masih ada ratusan ton pupuk subsidi yang tertahan di gudang dan meminta kelompok tani untuk segera menebus pupuk tersebut.
“Kami sudah bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia selama dua hari di 6 kecamatan, dan berhasil menebus lebih dari 150 ton pupuk,” kata Haeruman. Ia mengakui bahwa petani menghadapi kendala akibat pergeseran musim tanam.
Haeruman juga menjelaskan bahwa salah satu kendala utama adalah belum bermigrasinya Kartu Tani ke sistem ePuber (Pupuk Bersubsidi) yang menggunakan KTP, akibat keterbatasan petugas lapangan.
“Saat ini kita masih menggunakan dua sistem, Kartu Tani dan KTP, sementara PT Pupuk Indonesia dan distributor menginginkan penebusan hanya melalui ePuber atau KTP,” jelas Haeruman. Ia menyebutkan bahwa terdapat sekitar 280 ribu Kartu Tani yang perlu dimigrasikan ke KTP atau ePuber.
Haeruman berharap pertemuan ini dapat menghasilkan solusi dan ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan (SK) baru mengenai struktur KP3.
Pewarta: Suradi
Editor: Red

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues














