LOCUSONLINE, JAKARTA – Mischka Aoki, remaja berprestasi asal Indonesia, kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menangkan kompetisi Rise For The World 2024. Kompetisi bergengsi tingkat dunia ini diprakarsai oleh mantan CEO Google, Eric dan Wendy Schmidt, bekerja sama dengan Rhodes Trust, program beasiswa tertua dan terkemuka.
Mischka berhasil menjadi salah satu pemenang setelah bersaing dengan lebih dari 13 ribu peserta dari 49 negara, dengan tingkat penerimaan hanya 0,7 persen.
“Adalah suatu kehormatan, bisa terpilih menjadi salah satu pemenang dari Rise For The World 2024. Saya sangat bersyukur, dan truly honored for this opportunity. Terima kasih kepada semua yang sudah mendukung saya sepanjang perjalanan ini,” kata Mischka.
Para pemenang Rise For The World menerima dukungan berupa beasiswa selama empat tahun untuk pendidikan tinggi, termasuk biaya kuliah, tunjangan hidup, dan laptop atau tablet. Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk pendanaan proyek dan ide inovatif yang mengatasi masalah lokal atau global.
Dalam kompetisi ini, Mischka merancang program public speaking yang komprehensif bagi pelajar di Indonesia. Melalui RISE, Mischka bertekad menyediakan platform bagi anak muda Indonesia, terutama para perempuan, agar berani untuk angkat bicara dan tumbuh sebagai pribadi yang percaya diri.
Sebagai pemenang Rise For The World 2024 dan panutan remaja masa kini, Mischka bertekad untuk terus mendukung generasi muda agar menjadi individu yang berdampak positif bagi dunia.
“Semoga bersama-sama generasi muda Indonesia lainnya, kita bisa membuat perubahan dan membuka peluang, untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.
Sebelumnya, Mensa Indonesia, organisasi perkumpulan orang-orang jenius, menggandeng Mischka Aoki dan kakaknya, Devon Kei Enzo, dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai inteligensi atau kecerdasan intelektual. Mensa menilai kedua kakak beradik ini layak mencerminkan kemampuan intelektual yang tinggi dan bakat luar biasa dari generasi muda Indonesia.
Mensa percaya bahwa kecerdasan dan prestasi tidak hanya ditentukan oleh satu parameter intelektual saja, tetapi juga oleh dedikasi, komitmen, dan usaha berkelanjutan di bidang yang ditekuni. Bersama Mischka dan Devon, Mensa juga berupaya mendorong generasi muda agar berani membuat perbedaan yang berdampak dan meluncurkan komitmen barunya di Indonesia, yakni “Keragaman dalam Kecerdasan”.
Prestasi Mischka Aoki ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi bagi dunia. Semoga Mischka dan para remaja berprestasi lainnya dapat terus menginspirasi dan membawa perubahan positif bagi masa depan Indonesia.
Editor: Bhegin