June menambahkan bahwa edukasi seksualitas yang lengkap juga memiliki manfaat lainnya, yaitu dapat meningkatkan pembelajaran sosial dan emosional, meningkatkan literasi media, dan mencegah anak terpapar konten pornografi.
June, yang saat ini sedang menyelesaikan jenjang S3 di jurusan ilmu kesehatan Universitas Kyoto, mengatakan bahwa pendidikan seksualitas yang baik harus disesuaikan dengan tahapan usia anak dan remaja.
Berdasarkan International Technical Guidance on Sexuality Education (ITGSE), edukasi bisa dimulai pada usia 5-8 tahun dan berlanjut pada tahap usia selanjutnya hingga 15-18 tahun ke atas.
June menjelaskan bahwa edukasi dapat dimulai dengan fokus materi yang mendorong anak untuk memahami bahwa dirinya layak untuk disayangi dan setiap orang dewasa pada dasarnya bisa merencanakan kehamilan. Materi terus meningkat pada setiap tahapan usia hingga pada puncaknya mereka bisa memahami manfaat penggunaan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
“Kita harus ingat bahwa pendidikan seksualitas komprehensif harus sesuai dengan kelompok usia dan kultur setempat. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir bahwa kita akan sexualized anak dan remaja, bahwa itu akan menyebabkan mereka berhubungan seksual. Riset menunjukkan sebaliknya, bahwa pendidikan seksualitas komprehensif memiliki banyak manfaat,” kata June.
Editor: Bhegin

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”