LOCUSONLINE, JAKARTA – Waspada Pandemi Baru 2025: Kongo tengah dilanda wabah penyakit misterius yang disebut “Penyakit X”. Hingga saat ini, hampir 150 orang meninggal dunia akibat penyakit ini.
Penyakit X pertama kali diidentifikasi pada 24 Oktober lalu di Panzi, Kwango, Kongo. Penyakit mematikan ini menyerang sedikitnya 376 orang, dengan 143 orang meninggal dunia pada bulan ini. Sebagian besar penderitanya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun.
Saat ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih meneliti lebih lanjut Penyakit X di Kongo.
Apakah Penyakit X Berpotensi Menjadi Pandemi?
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menuturkan bahwa penyakit mematikan misterius di Kongo atau Penyakit X membuat penderitanya mengalami gejala mirip flu.
“Gejala flu-like-syndrome (sindrom mirip flu) itu kecenderungannya, infeksi karena virus,” tutur Dicky.
Penderita penyakit misterius di Kongo akan mengalami gejala mirip flu, termasuk demam, sakit kepala, batuk, kesulitan bernapas, dan anemia. Berdasarkan hasil analisis sementara, Dicky menyebut penyakit misterius di Kongo tampaknya disebabkan oleh virus dan penularannya melalui kontak dekat dengan penderita.
“Kalau ada (gejala) demam batuk, ya biasanya berarti ada kontak cairan tubuh atau mungkin saja melalui droplets,” terangnya.
Meskipun Penyakit X mematikan, Dicky menegaskan bahwa penyakit dengan kematian hampir 150 orang itu cenderung tidak akan menjadi pandemi seperti Covid-19. Pasalnya, penyakit yang menyebar cepat dan menyebabkan kematian tinggi membuat pasien-pasiennya belum sempat menularkan penyakit yang diderita tersebut sehingga tak akan menimbulkan pandemi. Selain itu, lanjut Dicky, penyakit yang berpotensi menimbulkan mortalitas tinggi biasanya cepat dimitigasi oleh pemerintah setempat. Karena itu, risiko penularan ke banyak orang dapat lebih cepat dihindari.
“Intinya, saya ingin menekankan jangan terlalu panik dulu (terhadap penyakit misterius di Kongo) seperti bayangan seperti di masa awal Covid-19,” tegas dia.
Walaupun begitu, menurut Dicky, kondisi ini bukan berarti penduduk dunia bisa tenang. Sebab, WHO perlu memastikan dulu penyebab merebaknya Penyakit X di Kongo.
Cara Mencegah Penularan Penyakit X
Dicky mengungkapkan bahwa penyakit misterius mematikan di Kongo dapat dicegah penularannya dengan menerapkan lockdown atau karantina lokal di wilayah terdampak. Dia pun menyarankan perlu diterapkan protokol kesehatan 5 M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas untuk meminimalisir penularannya.
“Di Indonesia, ketika ada negara yang mengalami wabah, tentu di pintu masuk penerbangan atau perairan kita harus tingkatkan kewaspadaan, tingkatkan skrining,” lanjutnya.
Dicky menyebut, pendatang dari luar negeri, terutama wilayah dilanda wabah, yang mengalami demam, batuk, apalagi sampai pendarahan tentu perlu dipisahkan dan menjalani mekanisme karantina. Menurutnya, Indonesia dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki standar pengamanan yang jauh lebih meningkat sejak pengalaman pandemi Covid-19.
“Artinya, kita kecil, amat sangat kecil ya, akan terdampak (penyakit di Kongo) ke kita apalagi dengan mekanisme gejala seperti itu,” lanjut dia.
Dicky menegaskan, Penyakit X di Kongo sampai saat ini masih muncul terlokalisir di negara tersebut. Meski begitu, masyarakat dunia tetap perlu memantau dan mewaspadai penularannya. Itu dilakukan seiring WHO memastikan hasil penelitian terhadap penyakit misterius tersebut.
Editor: Bhegin