“Intinya, saya ingin menekankan jangan terlalu panik dulu (terhadap penyakit misterius di Kongo) seperti bayangan seperti di masa awal Covid-19,” tegas dia.
Walaupun begitu, menurut Dicky, kondisi ini bukan berarti penduduk dunia bisa tenang. Sebab, WHO perlu memastikan dulu penyebab merebaknya Penyakit X di Kongo.
Cara Mencegah Penularan Penyakit X
Dicky mengungkapkan bahwa penyakit misterius mematikan di Kongo dapat dicegah penularannya dengan menerapkan lockdown atau karantina lokal di wilayah terdampak. Dia pun menyarankan perlu diterapkan protokol kesehatan 5 M yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas untuk meminimalisir penularannya.
“Di Indonesia, ketika ada negara yang mengalami wabah, tentu di pintu masuk penerbangan atau perairan kita harus tingkatkan kewaspadaan, tingkatkan skrining,” lanjutnya.
Dicky menyebut, pendatang dari luar negeri, terutama wilayah dilanda wabah, yang mengalami demam, batuk, apalagi sampai pendarahan tentu perlu dipisahkan dan menjalani mekanisme karantina. Menurutnya, Indonesia dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki standar pengamanan yang jauh lebih meningkat sejak pengalaman pandemi Covid-19.
“Artinya, kita kecil, amat sangat kecil ya, akan terdampak (penyakit di Kongo) ke kita apalagi dengan mekanisme gejala seperti itu,” lanjut dia.
Dicky menegaskan, Penyakit X di Kongo sampai saat ini masih muncul terlokalisir di negara tersebut. Meski begitu, masyarakat dunia tetap perlu memantau dan mewaspadai penularannya. Itu dilakukan seiring WHO memastikan hasil penelitian terhadap penyakit misterius tersebut.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”