Asep Ahmad berterimakasih kepada pihak Denpom III/2 Garut yang sudah melakukan tabayun dan koordinasi dengan dirinya. Dengan demikian, persoalan surat pengaduan ini dinyatakan fitnah dan sebuah kebohongan besar.
“Sepertinya ada oknum yang merasa terganggu bisnisnya terusik, sehingga melakukan upaya adu domba dan melempar bola panas. Selama ini saya sudah mengenal beberapa anggota Denpom III/2 Garut, sehingga mustahil membuat pelaporan yang tidak jelas. Pembuat surat telah melakukan fitnah yang keji,” terangnya.
Pesan Untuk Presiden Prabowo dan Panglima TNI
Pada kesempatan itu, Asep Ahmad menyampaikan pesan kepada Presiden Republik Indonesia ke 8, Prabowo Subianto dan Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto untuk menindak tegas oknum-oknum yang berupaya melakukan upaya adu domba dan memecah belah persatuan bangsa, khususnya merusak nama baik TNI di masyarakat.
“Ini adalah perbuatan nyata, ada pihak tertentu yang ingin memperkeruh suasana sehingga bisa menjadi keributan dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. TNI dan Pers merupakan bagian penting dalam bingkai demokrasi. Walau pun ini terjadi di daerah Garut, namun bukan tidak mungkin dilakukan juga di sejumlah daerah lainnya. Presiden dan Panglima TNI harus menindak tegas oknum ini. Cari sampai dapat dan hukum sesuai aturan yang berlaku,” kata mantan wartawan Jawa Pos Grup tersebut berapi-api.
Asep Ahmad yang kini tercatat sebagai mahasiswa STHB (Sekolah Tinggi Hukum Bandung), meminta semua pihak untuk selalu menggunakan akal sehatnya tatkala ada sebuah persoalan yang datang, seperti halnya surat laporan yang dibuat oknum tidak bertanggung jawab dan mencatut namanya dan rekannya.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues