LOCUSONLINE, GARUT – Kabupaten Garut mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Danggue (DBD) yang signifikan di tahun 2024. Data Dinas Kesehatan Garut menunjukkan bahwa hingga akhir Desember 2024, tercatat 3.269 kasus dengan 14 kematian.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Garut, Asep Surachman, mengungkapkan bahwa angka ini hampir 5 kali lipat dibandingkan tahun 2023.
Asep Surachman menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD di Garut disebabkan oleh beberapa faktor yang pertama curah hujan yang tinggi dan durasi musim hujan yang lama mengakibatkan perindukan jentik nyamuk Aedes aegypti berkembang pesat, kedua banyaknya genangan air di sekitar pemukiman warga menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk DBD dan yang ketiga tingkat kesadaran masyarakat dalam menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih rendah.
“Peningkatan kasus DBD di Garut disebabkan oleh beberapa faktor, pertama cuaca, kedua lingkungan dan yang ketiga kuurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat,” jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut Dinas Kesehatan Garut telah melakukan berbagai upaya untuk menananggulangi DBD, antara lain:
– Sosialisasi: Melakukan sosialisasi melalui media massa dan kegiatan langsung kepada masyarakat.
– Fogging: Melakukan fogging atau pengasapan di lokasi-lokasi rawan DBD.
– Abatesasi: Memberikan abatesasi atau serbuk untuk membunuh jentik nyamuk.
– Pemantauan dan Pengawasan: Melakukan pemantauan dan pengawasan ketat di seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari Puskesmas hingga Rumah Sakit swasta.
– Tes Screening dan Pendataan: Melakukan tes screening dan pendataan pasien DBD secara menyeluruh di 42 kecamatan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”