“SOP yang diterapkan dalam MBG ini adalah sekolah melaporkan kepada SPPG dan puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain,” ujarnya.
“SOP lainnya yang diterapkan oleh BGN adalah bahwa di setiap SPPG harus menyimpan sampel makanan selama 2×24 jam. Sehingga, kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat. Saat ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan,” lanjut Hasan.
Hasan menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi evaluasi bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG agar kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin.
“Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari detikJateng, menu MBG di SDN Dukuh 3 adalah nasi, ayam goreng tepung, cah wortel, tahu, dan susu. Setelah makan, sejumlah siswa mengeluhkan pusing, mual, hingga muntah-muntah.
Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahanani, mengatakan bahwa dugaan penyebabnya adalah ayam goreng tepung yang kurang matang.
“Ayam yang tidak matang. Yang terkena itu istilahnya cuma mual, muntah, dan pusing, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit. Sudah kita tangani, obati, kita observasi, hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Kunari.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”