“Garis kemiskinan September 2024 sebesar Rp535.509 per kapita per bulan, dan GK naik 2,19 persen dibandingkan Maret 2024. Komoditas makanan menyumbang 74,72 persen terhadap garis kemiskinan September 2024,” jelas Darwis.
Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras (22,08 persen), rokok kretek filter (12,09 persen), dan daging ayam ras (5,36 persen). Sementara untuk non-makanan, perumahan (9,18 persen), bensin (3,70 persen), dan listrik (2,51 persen) menjadi penyumbang terbesar.
Di perdesaan, beras (25,52 persen), rokok kretek filter (8,79 persen), dan telur ayam ras (4,51 persen) menjadi komoditas makanan yang paling berpengaruh. Untuk non-makanan, perumahan (10,13 persen), bensin (3,09 persen), dan listrik (1,65 persen) menjadi penyumbang terbesar.
Berdasarkan status wilayah, kemiskinan perkotaan menurun 0,42 persen poin atau sebanyak 141.06 ribu orang. Di perdesaan, penurunan mencapai 0,22 persen poin atau sebanyak 39,26 ribu orang.
“Indeks Kedalaman kemiskinan turun dari 1,21 pada Maret 2024 menjadi 1,05 pada September 2024. Indeks P1 di perdesaan sebesar 1,44 lebih tinggi dibanding perkotaan yang sebesar 0,96. Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,29 pada Maret 2024 menjadi 0,24 pada September 2024,” tambahnya.
BPS juga menginformasikan bahwa pada bulan September 2024, gini ratio di Jabar sebesar 0,428, yang termasuk kategori ketimpangan sedang. Gini ratio perkotaan sebesar 0,439 lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang sebesar 0,327.
