LOCUSONLINE, JAKARTA – Skandal Mafia Peradilan Menggurita: Kasus dugaan mafia peradilan dalam perkara Gregorius Ronald Tannur, yang awalnya tampak sebagai kasus pidana biasa, kini menjadi skandal besar setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) menemukan uang hampir Rp1 triliun dan 51 kilogram emas di rumah Zarof Ricar, mantan pejabat Mahkamah Agung (MA). Rabu 19 Februari 2025
Dikutip dari RRI.co.id, Direktur Eksekutif Indonesia Yudikatif Watch (IYW), Dinalara Butarbutar, menilai temuan ini mengindikasikan adanya sistem yang sudah mengakar di MA. Pertanyaan besar muncul: seberapa luas jaringan mafia peradilan di dalam lembaga yang seharusnya menjadi benteng keadilan?
“Jika seorang pejabat non-hakim saja memiliki aset sebesar itu, bagaimana dengan mereka yang berwenang memutus perkara, seperti hakim agung?” ujar Dinalara.
Kejaksaan Agung menangkap Zarof Ricar atas dugaan suap dalam pengurusan kasasi di MA. Dalam kasus tersebut, pengacara Ronald Tannur, Lisa Rahmat, diduga menjanjikan Rp5 miliar kepada Hakim Agung melalui Zarof, dengan komisi Rp1 miliar untuk dirinya sendiri.
“Pertanyaan lainnya, jika komisinya hanya Rp1 miliar, dari mana asal uang Rp1 triliun dan 51 kg emas yang disimpannya?” kata Dosen Fakultas Hukum di Universitas Pakuan (Unpak) tersebut
Dinalara meyakini bahwa uang tersebut bisa berasal dari sekira 1.000 kasus korupsi, jika setiap kasus suap yang ditangani Zarof bernilai Rp1 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa praktik suap di MA bukan hanya tindakan individu, melainkan bagian dari jaringan sistematis yang sudah berlangsung lama.
