Imas berharap, di era digital saat ini, Empat Pilar harus dilaksanakan lebih masif. Pasalnya, ada banyak tantangan yang akan masuk ke Indonesia, karena pengaruh tekhnologi. Apabila Pemerintah lengah, maka besar kemungkinan arus tekhnologi ini akan mempengaruhi ideologi masyarakat karena ketidakpahaman.
“Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, yang terdiri dari lima butir serta diawali dengan ketuhanan. Semua elemen masyarakat harus memahami tentang ini,” katanya.
Sementara, terang Imas, saat ini banyak pengguna internet dari berbagai penjuru dunia yang menyampaikan pandangan, pemikiran, bahkan dengan sengaja membuat stigma bahwa “Tuhan itu tidak ada”. Untuk itu, melalui Empat Pilar ini ia menekankan kepada semua elemen masyarakat untuk selalu mengingat dan melaksanakan semua titah yang disampaikan Tuhan yang maha esa.
“Di era globalisasi ini, banyak pemahaman dari luar negara kita yang teramat sesat dengan tidak mengakui adanya Tuhan. Ini bertentangan dengan idelogi bangsa kita, yang selalu menomorsatukan Tuhan diatas segalanya,” katanya.
Apabila kita semua, tegas Imas, sudah bisa memahami ini, insya Allah kedepannya akan menjadi sebuah prilaku yang baik, karena kita selalu ingat kepada Tuhan. “Pancasila mewajibkan seluruh putra putri bangsa untuk menjunjung tinggi ketuhanan,’” pungkasnya. (asep ahmad)
