KKMT juga menyampaikan tantangan utama dalam program ini, yaitu belum adanya data valid mengenai warga yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Untuk mengatasi hal tersebut, KKMT mengusulkan langkah awal berupa pendataan melalui camat hingga RT/RW agar program dapat berjalan lebih terarah.
Rifa, pengurus KKMT Gedebage, menambahkan bahwa Metode Alghani merupakan aset berharga bagi Bandung jika berhasil diterapkan secara luas. “Bandung seharusnya bangga memiliki metode baca tulis Al-Qur’an sendiri (metode alghani),” katanya.
Dukungan dan komitmen yang ditunjukkan oleh Pemerintah Kota Bandung terhadap pemberantasan buta huruf Al-Qur’an, serta dukungan terhadap metode lokal seperti Alghani, menunjukkan semangat dan tekad kuat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kota Bandung. (**)