Namun, penjelasan ini belum mampu meredakan kritik publik. Keberadaan kendaraan taktis (rantis) TNI yang tampak berjaga di depan Hotel Fairmont selama rapat juga menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Hariyanto, menjelaskan kehadiran rantis tersebut semata-mata untuk pengamanan.
Situasi semakin memanas setelah Kantor KontraS dilaporkan didatangi tiga orang tak dikenal pada Minggu dini hari. Wakil Koordinator KontraS, Andrie Yunus, menduga peristiwa ini terkait dengan aksi penggerudukan rapat Panja RUU TNI. Selain prosesnya yang kontroversial, substansi revisi UU TNI juga menuai kritik.
Rencana penambahan jumlah jabatan sipil yang dapat diisi oleh prajurit aktif dari 10 menjadi 16 dianggap sebagai perluasan, bukan pembatasan, peran TNI di ranah sipil. Masyarakat sipil dan pengamat politik mendesak pemerintah dan DPR untuk mempertimbangkan kembali revisi UU TNI dan memprioritaskan pembangunan militer yang profesional serta menghindari intervensi dalam urusan sipil.
Editor: Bhegin

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”