LOCUSONLINE, Bandung, – Tak ada kata terlambat untuk belajar. Semangat ini tercermin jelas dalam Gerakan Utama Mengaji di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Warga dari berbagai kalangan usia, termasuk mereka yang sudah lanjut usia, mengikuti program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an dengan penuh antusiasme.
Lebih dari sekadar mengajarkan bacaan Al-Qur’an, Gerakan Utama Mengaji ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang tajwid dan tahfidz. Salah satu peserta yang menginspirasi adalah Dedin Wahidin (65), seorang Gober di Kelurahan Pasirkaliki. Meskipun baru belajar dari tahap Iqra, beliau tak merasa minder dan justru semakin bersemangat.
“Saya tahu saya sudah tua, tetapi saya tidak mau berhenti belajar. Saya ingin bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar, dan program ini sangat membantu. Harapan saya, kegiatan ini terus berjalan agar semakin banyak orang bisa belajar,” ungkap Dedin di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Selasa, 18 Maret 2025.
Udin Komarudin, Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Bandung, menjelaskan bahwa awalnya banyak peserta yang ragu untuk ikut karena merasa malu atau takut kesulitan. Namun, dengan metode pembelajaran yang santai dan ramah, mereka menjadi lebih percaya diri.
“Kami tidak ingin membuat peserta merasa terbebani. Sebaliknya, kami ingin mereka menikmati proses belajar dan merasa senang saat mengaji. Itulah yang membuat mereka tetap semangat,” jelas Udin.
Meskipun program berjalan dengan baik, kendala tetap ada. Salah satunya adalah keterbatasan waktu bagi peserta yang masih bekerja, sehingga tidak semua bisa hadir setiap hari. Namun, semangat untuk belajar tetap tinggi.