“Mengenai kekurangan Alsintan, hari ini akan kita eksplor ada berapa ratus traktor yang sudah masuk di Garut. Ada berapa puluh alat panen yang sudah masuk, adanya dimana saja. Kalau ada satu blok panen itu dimobilisasi ke situ, biaya mobilisasinya itu nanti dari Kementerian, yang penting nanti kepala Dinas Kabupaten Garut harus melakukan inventarisasi iru. Jadi itu, jadi kalau ingin tercapai LTT-nya seperti tahun yang lalu, tahun ini hasilnya, bulan Oktober itu adalah swasembada beras, kita tidak perlu impor lagi ya harus ada sistem yang terintegrasi itu,” ucapnya.
Kepala Distan Kabupaten Garut, Haeruman, menjelaskan bahwa pihaknya masih memiliki kekurangan sekitar 3.000 hektar lahan padi sawah. Namun, ia optimis kekurangan tersebut akan bisa tercapai pada akhir bulan Maret, bahkan akan terdapat penambahan LTT pada bulan April mendatang.
“Insyaallah kita akan mengawal supaya target pada bulan April itu bisa tercapai karena kaitan dengan peningkatan swasembada pangan padi di Kabupaten Garut,” ungkap Haeruman.
Kegiatan Rakor LTT Padi Sawah ini menghadirkan narasumber dari Perwakilan Kementan RI, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut, hingga Kodim 0611/Garut, dengan para peserta merupakan koordinator penyuluh, perwakilan UPT Pertanian, hingga para camat di 42 kecamatan.
“Terkait dengan LTT yang ada di Kabupaten Garut alhamdulilah kita sesuai dengan target dari Kementerian Pertanian sudah berjalan sesuai dengan target dari Kementerian Pertanian. Output dari LTT itu berkaitan dengan peningkatan produksi untuk swasembada pangan, luas tambah tanam sehingga produksi terus meningkat dan swasembada pangan di Kabupaten Garut bisa terwujud,” tandasnya.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”