Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar, menyatakan bahwa penurunan jumlah pemudik merupakan indikator serius melemahnya ekonomi. Perputaran uang yang biasanya signifikan selama Lebaran, dari kota ke desa dan bahkan dari luar negeri, berkurang drastis. Hal ini berdampak pada peningkatan ketimpangan ekonomi, pengurangan kesempatan kerja musiman, dan berkurangnya dana untuk kegiatan sosial di daerah.
“Daya beli masyarakat itu lagi sulit-sulitnya. Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sampai layanan jasa seperti tiket bus, kereta, bahkan pesawat sudah pasti memengaruhi,” jelasnya
Pandangan ini berbeda dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyatakan perputaran uang Lebaran 2025 tetap moderat. Ia beralasan bahwa tahun lalu terdapat Pilpres dan Pileg yang memengaruhi perbandingan. Namun, prediksi Kadin Indonesia menunjukkan penurunan perputaran uang hingga 12,3%, mencapai Rp 137,97 triliun. Perbedaan persepsi ini menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut terhadap kondisi ekonomi dan dampaknya terhadap masyarakat.
Sumber: bbc.com
Editor: Bhegin

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”