“Kedepanya pemukiman yang terdampak dan terancam bisa direlokasi ataupun dilakukan upaya mitigasi struktural,” ujar dia.
Hasil analisa sementara menunjukkan bahwa kemiringan lereng di wilayah tersebut berkisar antara 18 hingga 35 derajat, termasuk dalam kategori lereng curam hingga sangat curam.
“Itu termasuk lereng agak curam sampai sangat curam,” ujar Nasheer.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah tingginya curah hujan di kawasan tersebut, yang menyebabkan tanah menjadi jenuh air.
“Tanah disana berasal dari hasil pelapukan batuan vulkanik berupa tuf dan breksi tuf yang sifatnya dapat menampung dan mengalirkan air. Sedangkan dibawahnya terdapat lapisan yang kedap air. Apabila tanah tersebut jenuh air maka kekuatan geser tanah berkurang sehingga terjadi pergeseran tanah,” tandasnya.
Warga terdampak masih menunggu kejelasan penanganan lebih lanjut dari pihak berwenang, terutama mengenai relokasi. Mereka berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat dan cepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Editor: Bhegin

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”