LOCUSONLINE, PURWAKARTA – KIP Diduga Diambil Guru: Kisah pilu dialami DS (55), seorang ibu di Purwakarta yang memiliki anak remaja di salah satu SMA swasta di daerah tersebut. Kondisi ekonomi yang sulit membuat DS tak mampu memenuhi kebutuhan anaknya, termasuk membeli sepatu baru. Sepatu lama anaknya yang sudah robek dan bolong terpaksa masih digunakan. rabu, 30 April 2025
“Sepatu anak saya sudah banyak bolongnya, tapi masih dipaksa pakai,” ujar DS dengan suara bergetar menahan tangis.
Baca Juga : Gebyar Prestasi Guru dan Siswa TK di Garut Dorong Kreativitas Anak Sejak Dini
DS mengaku sempat gembira ketika anaknya mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diharapkan dapat meringankan beban ekonomi keluarga. Namun, kegembiraan itu sirna ketika anaknya menceritakan bahwa KIP-nya diambil oleh gurunya dengan alasan untuk membayar biaya sekolah.
“Anak saya sempat mengambil uang Rp200 ribu dari KIP-nya karena saya sedang tidak punya beras. Tapi besoknya, gurunya menagih kembali uang tersebut,” ungkap DS.
DS berharap para guru lebih peka terhadap kondisi ekonomi para siswa. Ia menilai bahwa pihak sekolah seharusnya lebih bijak dan membantu meringankan beban para siswa yang kurang mampu, terutama untuk kebutuhan dasar seperti sepatu, pakaian, dan biaya sekolah.
“Kami paham pentingnya disiplin, tapi kondisi kami sangat sulit. Saya ngontrak rumah, jualan gorengan sepi, dan masih punya hutang. Anak saya sudah tidak punya pakaian dalam yang layak, sepatunya juga robek-robek,” jelas DS.
