Misalnya, motor listrik dengan desain minimalis menunjukkan gaya hidup urban dan sadar lingkungan. Sementara motor sport dengan tenaga besar dan tampilan agresif bisa mencerminkan ambisi, kecepatan, dan determinasi kualitas yang banyak dimiliki anak muda yang ingin ‘menyalip’ masa depan.
Motor dan Kemandirian
Memiliki motor bagi anak muda juga identik dengan kemandirian. Mereka tidak hanya belajar mengatur keuangan untuk membayar cicilan atau perawatan, tetapi juga belajar tanggung jawab dalam berlalu lintas dan keselamatan berkendara. Diera di mana banyak hal menjadi instan, proses ini justru menjadi pembelajaran penting untuk membentuk karakter.
Selain itu, bagi sebagian anak muda, motor juga merupakan jalan menuju penghasilan. Tren seperti ojek online, kurir freelance, hingga konten kreator otomotif menunjukkan bahwa motor bisa menjadi alat produksi, bukan sekadar konsumsi.
Baca juga :
Inspektorat Kabupaten Garut Perintahkan Semua SKPD Patuhi Perintah BPK RI
Sungguh Keji Ulah Kakek, Ayah, dan Paman di Garut Cabuli Bocah Lima Tahun
Motor sebagai Medium Ekspresi Diri
Kustomisasi motor kini menjadi tren tersendiri. Anak muda tak segan memodifikasi motornya agar sesuai dengan karakter mereka dari warna cat, stiker, hingga bentuk lampu. Motor menjadi ‘kanvas’ dimana mereka melukis identitas dan ekspresi mereka.
Bahkan di media sosial, motor kerap muncul sebagai properti utama dalam konten mereka. Baik itu vlog riding, review motor baru, hingga dokumentasi perjalanan menjelajahi pelosok negeri. Motor, dalam hal ini, menjadi bagian dari narasi pribadi yang ingin mereka bagi ke dunia.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues