Namun, setelah itu, berbagai faktor eksternal seperti penjajahan, konflik internal, dan keterbelakangan ekonomi menyebabkan pusat-pusat ilmu pengetahuan Islam hancur dan tertinggal.
Ilmu pengetahuan bukan sekadar isi buku, tapi budaya dan semangat untuk meneliti dan berinovasi. Ketika semangat itu hilang, maka tertinggallah kita di belakang bangsa lain yang terus maju dan berkembang.
- Ilmu Pengetahuan Barat: Ancaman atau Peluang?
Banyak yang beranggapan:
“Kalau ilmu pengetahuan Barat lebih maju, berarti mereka lebih dekat kepada kebenaran.”
Ini adalah pandangan yang keliru dan merendahkan. Ilmu pengetahuan itu adalah amanah dari Allah yang harus digunakan untuk kemaslahatan umat manusia, bukan untuk berbangga diri atau sombong!
Bahkan, seharusnya kita mengambil pelajaran dan inspirasi dari mereka, tetapi dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islami dan keimanan. Kita harus mengembalikan ruh ilmiah yang berlandaskan iman, akhlak, dan kejujuran.
Baca juga :
Inspektorat Garut Setuju Koruptor Cukup Kembalikan Uang Hasil Korupsinya, Pidananya Selesai
- Peran Umat Islam Saat Ini
Kita harus sadar bahwa Al-Qur’an adalah sumber ilmu yang tak tertandingi, tetapi kita belum maksimal mengamalkan dan mengembangkannya.
Kita perlu bangkit!
Menghidupkan kembali budaya ilmiah berdasarkan nilai-nilai Islami.
Meneladani para ilmuwan Muslim abad keemasan yang mampu menggabungkan ilmu pengetahuan dan keimanan.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues