Pencegahan : Gunakan pelindung kaca (sunshade) dan parkir di tempat teduh bila memungkinkan. Pemakaian kaca film berkualitas tinggi juga membantu mengurangi dampak radiasi UV.
- Pembersihan dengan Bahan Kimia yang Tidak Tepat
Menggunakan pembersih kaca rumah tangga atau cairan dengan kandungan amonia dapat merusak lapisan pelindung kaca mobil. Selain itu, bahan pembersih yang terlalu abrasif bisa menimbulkan goresan.
Pencegahan : Gunakan cairan khusus pembersih kaca otomotif dan lap microfiber yang lembut. Hindari tisu kasar atau spons dengan permukaan keras.
Baca juga :
Kejaksaan Negeri Garut Sebut Kasus Korupsi APBD Sudah Tahap Penyidikan, GLMPK : Jangan Labrak SOP
Lagi dan lagi Proyek Dispora Garut Diduga Kuat jadi Ajang Korupsi
- Karet Wiper yang Aus atau Kotor
Wiper yang keras, kering, atau sudah retak bisa menjadi penyebab utama goresan di kaca depan. Selain itu, jika karet wiper kotor dan penuh debu, gesekannya bisa menimbulkan guratan halus yang merusak visibilitas saat hujan.
Pencegahan : Periksa kondisi karet wiper secara rutin dan ganti setiap 6–12 bulan. Bersihkan karet wiper dari debu dan kotoran setidaknya seminggu sekali.
- Kelembapan di Dalam Kabin
Kondisi kabin yang lembap, terutama jika kendaraan sering ditutup rapat tanpa ventilasi, dapat memicu pertumbuhan jamur pada kaca. Jamur biasanya muncul dalam bentuk bercak putih atau kehitaman yang sulit dibersihkan.
Pencegahan : Pastikan kabin selalu kering dan berventilasi baik. Bila perlu, gunakan penyerap lembap atau silica gel di dalam mobil. Jangan biarkan air menggenang di alas kaki atau bagian interior lainnya.
- Jarang Dibersihkan Setelah Hujan
Air hujan mengandung mineral dan polutan yang dapat meninggalkan noda membandel jika tidak segera dibersihkan. Dalam jangka panjang, ini bisa mengundang pertumbuhan jamur, terutama pada kaca samping dan belakang.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues