LOCUSONLINE, GARUT – Kritik Dedi Mulyadi Soal Hibah dan Jalan Rusak di Garut: Jawa Barat, Dedi Mulyadi, belum lama ini menyoroti besarnya alokasi hibah provinsi untuk pondok pesantren dan lembaga keagamaan. Namun, kritik muncul ketika kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Garut justru banyak yang mengalami kerusakan parah. Selasa, 6 Mei 2025
Pernyataan Dedi sejalan dengan keluhan masyarakat Garut yang mendambakan jalanan layak dan aman. Harapan itu kembali pupus, meskipun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019–2024, telah ditetapkan target kemantapan jalan sebesar 57,92 persen.
Melansir berita inijabar.com, Pemerhati kebijakan publik di Garut, Dudi Supriyadi, menilai capaian tersebut kini hanya tinggal angka. Ia mengibaratkan janji perbaikan jalan seperti mimpi yang terus diulang tanpa realisasi. Padahal, Perda No. 1 Tahun 2019 yang diperbarui melalui Perda No. 5 Tahun 2021 secara tegas menetapkan peningkatan kualitas jalan sebagai salah satu prioritas utama.
Fakta di lapangan justru memperlihatkan sebaliknya. Kerusakan jalan menyebar luas, mulai dari pusat kota hingga ke pelosok desa. Alih-alih menjadi pendorong kemajuan, infrastruktur jalan di Garut kini menjadi sorotan sebagai simbol kegagalan tata kelola pembangunan.
Dudi mempertanyakan apakah keterbatasan anggaran menjadi satu-satunya kendala. Ia menilai ada persoalan lebih kompleks, termasuk lemahnya koordinasi antar sektor dan buruknya kualitas pelaksanaan proyek. “Kemantapan jalan tidak bisa hanya bergantung pada rutinitas prosedural. Diperlukan pendekatan menyeluruh dari perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kinerja,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
