Bupati berharap seluruh perangkat daerah dapat menyepakati indikator yang digunakan dalam RPJMD, sehingga proses evaluasi menjadi lebih efisien dan terukur. Ia menekankan pentingnya kejelasan dalam mengukur pencapaian visi dan misi pembangunan daerah lima tahun ke depan.
Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Garut, Nevi Hendri, menyoroti pentingnya akurasi dalam membaca dan memahami data sebagai dasar perencanaan. Ia menegaskan bahwa kesalahan dalam membaca data bisa menyebabkan target pembangunan meleset.
“Data adalah titik awal. Jika salah membaca, maka kebijakan yang lahir juga akan menyimpang dari tujuan awal,” jelas Nevi.
Ia juga menjelaskan bahwa meski birokrat tidak wajib memahami rumus statistik secara teknis, mereka perlu memahami cara menginterpretasikan data untuk menyusun kebijakan berbasis bukti.
“Data yang dihasilkan dengan metodologi yang benar pasti akurat. Tapi kalau kita tidak paham metodologinya, kita tidak akan bisa menjelaskannya. Itu yang berbahaya,” tambahnya.
Nevi menyampaikan bahwa BPS siap mendampingi SKPD dalam menghasilkan data statistik sektoral yang berkualitas. Ia pun mengapresiasi peran Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Garut dalam pengelolaan data, khususnya bidang statistik.
“Kami sudah banyak berkoordinasi dengan Diskominfo. Kehadiran bidang statistik di dinas tersebut menjadi simpul perbaikan data di lingkup Pemkab Garut,” ujarnya.
Diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seluruh elemen pemerintah daerah akan pentingnya data yang valid sebagai fondasi dalam menyusun kebijakan dan mengevaluasi pembangunan secara berkelanjutan. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”