Penelitian lanjutan sempat dilakukan pada Januari 2024, namun misi itu menemui hambatan setelah kapal selam tak berawak yang digunakan hilang di bawah es dan belum berhasil ditemukan. Tim peneliti berencana untuk mengirimkan kendaraan baru guna melanjutkan eksplorasi.
Wåhlin menegaskan pentingnya memahami proses pencairan es dari bawah, karena memainkan peran besar dalam pergerakan es dari benua menuju lautan. “Lapisan es Antartika berfungsi sebagai penyeimbang suhu global. Jika es mencair dan mengalir dalam jumlah besar ke lautan, dampaknya akan signifikan terhadap kenaikan permukaan laut,” jelasnya.
Penemuan ini semakin memperkuat urgensi riset tentang dinamika lapisan es Antartika sebagai bagian dari upaya global menghadapi krisis iklim. (BAAS)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”