LOCUSONLINE, JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai tengah mengalami kebuntuan kaderisasi setelah gagal menembus ambang batas parlemen pada Pemilu 2024. Sejak Desember tahun lalu, elite partai secara aktif melobi sejumlah tokoh eksternal untuk mengisi kursi ketua umum, namun restu politik dari Istana menjadi penghambat utama. Selasa 3 Juni 2024
Langkah ini mencerminkan kegagalan struktur internal dalam melahirkan pemimpin potensial. Seorang sumber internal menyebut kondisi PPP kini seperti “kapal setengah karam” dan membutuhkan figur dengan kekuatan politik dan finansial yang cukup untuk mengembalikannya ke Senayan.
Sandiaga Uno, tokoh pertama yang didekati, dinilai memenuhi dua syarat: visibilitas politik dan kemampuan finansial. Namun, sinyal dari Istana untuk mengizinkannya mengambil alih PPP tak kunjung datang. Sandi pun mundur secara halus.
Langkah kemudian diarahkan ke Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang memiliki kekuatan kultural melalui NU. Ia sempat menyatakan minat, tetapi kembali tersandung restu dari Presiden Prabowo Subianto yang tak kunjung turun.
Nama Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman sempat mencuat sebagai calon terkuat. Ia bahkan telah menemui lebih dari 20 DPW dan mengirim kartu lebaran ke seluruh DPC. Namun, tiba-tiba mundur usai Lebaran karena disebut menerima perintah langsung untuk tidak berpolitik.
Amran Sulaiman Jadi Target Baru, Tapi Masih Tunggu Sinyal Istana
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kini menjadi figur terdepan. Tokoh dengan latar belakang pengusaha tambang dan kekayaan melimpah ini dinilai cocok oleh sejumlah elite PPP. Ia disebut telah bertemu beberapa kali dengan Plt Ketum PPP Mardiono, bahkan mengundang 14 DPW ke guest house pribadinya di Makassar.
