“Pembangunan di kawasan wisata Sukaregang bertentangan dengan perputaran uang yang terjadi selama ini. Setidaknya transaksi jual beli di Sukaregang sudah mencapai puluhan miliar rupiah setiap bulannya dan mencapai angka trilyunan rupiah setiap tahunnya,” ujar salah satu pelaku pengrajin kulit sekaligus pemilik toko NuDenim Leather, Deni Saputra, kepada media, Minggu (22/06/2025).
Menurut Deni, di Sukaregang terdapat beberapa jenis usaha kerajinan kulit. Ada 3 kategori jenis-jenis usaha di Sukaregang. Pertama, pertokoan pribadi yang didominasi pelaku usaha asli Sukaregang. Kedua pertokoan di Sentra penjualan milik pengusaha yang berbisnis persewaan seperti Sukaregang Center, Fiazza Firenze, Elco Center dan lainnya. Ketiga, penyamakan kulit seperti pabrik pengolahan kulit.
“Bahan dasar kulit dari berbagai tempat masuk ke pabrik-pabrik pengolahan kulit. Setelah melalui berbagai proses sampai finishing, kulit dijual ke pengrajin Sukaregang, pabrik garmen dan sepatu di luar Sukaregang,” ujar Deni Saputra memulai membuka cakrawala tentang “Industri Dollar” di Sukaregang Garut.
Bisnis Menjanjikan Sukaregang Jadi “Industri Dollar”
Industri Dollar, demikian Deni Saputra menyebut industri penyamakan Sukaregang. Pasalnya, bisnis kulit memang sangat menggiurkan dan terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan para pelaku usahanya.
“Perputaran uang di Sukaregang sangat besar. Bukan hanya pelaku penyamakan, pabrik dan pertokoan, tetapi berpengaruh juga terhadap bisnis lainnya di Kota Garut. Fashion dari kulit mampu menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah bahkan wisatawan asing. Sehingga saya menyebut Sukaregang sebagai Industri Dollar,” terangnya.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues