Konsep ekonomi sirkular yang digaungkan lewat koperasi ini terdengar menjanjikan: semua potensi lokal digerakkan untuk membangun dari desa. Namun, pertanyaannya—mampukah koperasi desa ini bertahan tanpa peran aktif masyarakat dan dukungan konkret dari negara?
“Kunci sukses bukan di pengurus, tapi di partisipasi warga. Koperasi hanya hidup kalau masyarakat bergerak bersama, bukan menunggu janji manis pemerintah,” tandas Ridzky.
Ia menegaskan, koperasi bukan alat politik, tapi mesin ekonomi. Namun, jika tak segera disuntik kesiapan manajerial, kejelasan SOP, dan pendanaan nyata, Koperasi Merah Putih Garut terancam jadi proyek simbolik belaka: bising di awal, senyap di akhir. (Suradi)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”