“Kami hadir sebagai bentuk tanggung jawab moral,” kata Suni. Pernyataannya mengundang harapan besar—meski di luar ruangan, kenyataan sosial berjalan tanpa menunggu janji.
Program unggulan seperti KKN Orda Mitra Pemda Garut pun kembali diusung, meski masyarakat kadang masih bingung: “Mahasiswa datang ke desa bawa program, pulang tinggal jejak Instagram.”
Mantan Ketua Umum, Wildan Abdalloh, berharap pengurus baru bisa menjaga sinergi dengan pemerintah daerah. Sebuah harapan yang terdengar hangat, meski sinergi kadang hanya berarti hadir saat undangan pelantikan.
Dengan semangat kolektif dan jargon Garut Hebat, generasi muda diharapkan mampu jadi lokomotif perubahan. Namun hingga angka partisipasi pendidikan naik, jalan menuju perubahan tampaknya masih lebih mirip rel kereta tua—penuh sambungan, tapi sering terhenti di tengah jalan. (Bhegin)
