“Kita harap mereka bisa menerapkan gaya hidup bersih dan sehat di mana pun dan kapan pun,” kata Nella, penuh harap yang hampir terdengar seperti mantra.
Meski ini baru pertama kali digelar di panti, YGSP tampak yakin telah meletakkan pondasi peradaban. Dengan harapan tinggi kepada generasi muda Garut, mereka yakin bahwa menanam satu bibit pohon (dan beberapa slide PowerPoint) cukup untuk membangun masa depan bangsa.
“Semoga yang mereka dapatkan dari sini menjadi alasan majunya bangsa Indonesia,” pungkas Nella, sebelum membubarkan kelas edukasi kilat—yang barangkali lebih filosofis daripada praktis.
Sementara itu, masa depan masih menunggu: apakah dua hari motivasi cukup untuk menyaingi realitas bertahun-tahun di lingkungan yang minim perhatian? Atau, seperti kebanyakan proyek sosial lainnya, akan kembali jadi laporan kegiatan tahunan dengan foto-foto penuh senyum? (Bhegin)
