Yudha menambahkan bahwa masyarakat juga diberi ruang untuk menyuarakan aspirasi mereka. Beberapa warga menyampaikan permintaan terkait perbaikan infrastruktur dan akses air bersih. “Sudah saya sampaikan ke Pak Sekda lewat telepon, semoga nanti bisa geser anggaran. Kita lihat saja realisasinya,” katanya sambil tersenyum.
Koordinasi lintas dinas ini tentu patut diapresiasi, meski tetap menyisakan pertanyaan: apakah bencana harus selalu menjadi tiket emas agar layanan publik datang lebih dekat? Ataukah ini bentuk baru kampanye, dengan format “banjir dulu, baru diperhatikan”? (Bhegin)
