Menariknya, Roy Suryo sempat mangkir dari panggilan pemeriksaan sebelumnya. Ia mengklaim tidak menerima undangan dari Polda Metro Jaya. Namun pihak kepolisian menyebut jadwal ulang masih menjadi opsi karena proses pengumpulan fakta belum tuntas.
Sementara publik disuguhi sandiwara hukum yang kian absurd, pertanyaan paling mendasar masih menggantung: adakah motif politik di balik orkestra tudingan ini, atau hanya ambisi pribadi yang dikemas dalam baju “pembela kebenaran”?
Kisah tudingan ijazah ini kini lebih menyerupai sinetron panjang daripada proses hukum substansial. Jika yang ditunggu hanya selembar dokumen, mengapa semua pihak justru saling adu argumen tanpa ujung? (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”