Gibran menyebut bahwa yang paling penting dalam pemerintahan adalah berdialog langsung dengan masyarakat. Namun belum dijelaskan masyarakat mana yang akan dijadikan mitra dialog terlebih dahulu—warga Papua yang menanti keadilan sosial, atau netizen yang menanti konten TikTok terbaru dari Wapres milenial.
Sementara itu, pengamat menyoroti bahwa penunjukan Wapres untuk urusan Papua bukan barang baru. Era Jokowi pernah menunjuk Ma’ruf untuk memimpin Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP), lembaga yang sampai hari ini masih mencari bentuk optimalnya.
Kini, bola ada di tangan Gibran. Papua yang selama ini jadi arena pertarungan antara janji pembangunan dan kenyataan ketimpangan, tampaknya bakal jadi panggung baru untuk membuktikan apakah Wapres muda ini hanya piawai memindah kantor, atau benar-benar bisa memindah kemauan politik ke arah yang lebih adil. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”