“Inovasi ini lahir dari ladang, bukan dari PowerPoint presentasi,” ujar Achmad, yang tampaknya lebih sering turun ke lapangan daripada sibuk konferensi.
Karya Achmad barangkali luput dari radar pencitraan nasional, tapi justru memberi pelajaran: di negeri yang sering memuja gelar dan proyek mercusuar, inovasi kadang justru tumbuh dari lumpur, limbah, dan suara petani yang selama ini hanya jadi background noise dalam pidato-pidato pembangunan.
Dari Garut, bukan hanya angin dingin yang berhembus — tapi juga harapan bahwa perubahan sejati bisa dimulai dari tongkol, kotoran, dan tekad. (Suradi/Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”