Tak hanya jasad, rumah kontrakan korban di Pangandaran juga menyimpan teka-teki. Darah ditemukan, namun tak pernah diidentifikasi. Ajaibnya lagi, polisi tahu keberadaan darah tersebut di malam gelap gulita, meski rumah jauh dari lokasi kejadian dan belum diperiksa secara forensik.
“Polisi bisa tahu darah itu dari mana? Punya indra keenam?” sindir Asep, mencium aroma pengabaian yang terlalu harum untuk tidak dipertanyakan.
Beruntung, Komisi III DPR RI melalui Ketua-nya, Habiburokhman, memberikan sedikit angin segar. Permohonan Rapat Dengar Pendapat (RDP) sedang ditelaah, meski saat ini DPR masih tenggelam dalam revisi KUHAP yang tak kunjung rampung.
“Kami hanya ingin kebenaran, bukan drama. Kalau memang bunuh diri, keluarga akan terima. Tapi jangan jadikan dugaan sebagai vonis,” tutup Asep. (Asep Ahmad)
