“Kalapas harus paham potensi daerah. Dari komunitas lokal, muncul berbagai inisiatif produktif,” tambah Menteri Agus, tampak puas seperti baru menemukan permata di balik debu birokrasi.
Program pembinaan ini jelas mencolok di tengah realitas lain: banyak orang bebas yang tidak diberdayakan, banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan, dan banyak program pemerintah yang hanya jadi laporan kertas.
Lucunya, warga binaan justru lebih “diperdayakan” ketimbang rakyat biasa. Barangkali ke depan, jadi narapidana adalah tiket menuju kemandirian ekonomi, karena dari balik penjara, mereka justru diperlakukan lebih serius.
Dan jika para kepala dinas dan camat butuh pelatihan pemberdayaan, mungkin belajarlah ke lapas—tempat di mana rehabilitasi bukan basa-basi, dan hasil kerja benar-benar nyata.
Selamat datang di Indonesia,
di mana produktivitas lebih mungkin tumbuh di balik jeruji, daripada di balik meja rapat ber-AC. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”