Pelantikan ini juga disebut sebagai “momentum penting” menuju kejaksaan yang adaptif dan akuntabel. Tapi bagi warga yang menunggu keadilan, pertanyaan besarnya tetap sama: kapan institusi hukum ini benar-benar membela kepentingan rakyat, bukan hanya melanggengkan tata tertib seremonial?
Sementara panggung formalitas terus digelar di aula Kejati, pekerjaan rumah kejaksaan di luar sana masih menumpuk. Di balik baliho “bermartabat dan profesional,” masyarakat menanti bukti, bukan lagi pidato. (Laela)
