Baca Juga : Wakajati Dilantik, Harapan Rakyat Masih Tersandera Formalitas
Gaya Lidik: Kepung Dulu, Sikat Belakangan
Strategi penyidikan ini, menurut pengamat hukum, seperti makan bubur panas dari pinggir. Pelan, penuh kehati-hatian, tapi bisa saja berujung pada langkah besar—atau justru dibiarkan dingin.
Kantor Gojek yang kini telah merger dengan Tokopedia pun turut digeledah. Pejabat Google ikut diperiksa. Tapi Nadiem masih aman, entah karena belum waktunya, atau memang tidak ada niat serius dari aparat untuk menyentuh tokoh muda jebolan Silicon Valley yang pernah menjadi bintang kabinet Jokowi.
Digitalisasi, Dugaan, dan Daya Tahan
Proyek pengadaan laptop Chromebook seharusnya menjadi simbol kemajuan pendidikan Indonesia. Tapi kini lebih mirip etalase kebocoran anggaran: barang tak sesuai spesifikasi, harga jauh di atas pasar, dan vendor-vendor siluman.
Dan di tengah gelombang digitalisasi yang dibanggakan, nama Nadiem terus menggema sebagai desainer besar sistem. Namun dalam narasi hukum, ia justru tampil sebagai tokoh bayangan — disebut di semua bab, tapi absen di daftar pemain utama.
Apakah Nadiem akan ikut terseret? Atau akan terus berstatus sebagai ‘mantan menteri yang namanya sering disebut’?
Kejaksaan tampaknya masih menimbang suhu politik, popularitas publik, dan sisa kekuatan algoritma. Sementara publik hanya bisa menonton bubur Chromebook yang tak kunjung disendok — karena masih terlalu panas untuk disentuh, apalagi ditelan. (Bhegin)
